TUJUAN PEMBELAJARAN:
1. Peserta didik mampu mengidentifikasi karakteristik unsur pembangun cerita fantasi.
2. Peserta didik mampu mengidentifikasi jenis cerita fantasi
Cerita adalah suatu rangkaian peristiwa yang dijabarkan secara detail dengan alur tertentu. Cerita ada yang berupa cerita berdasarkan kisah nyata atau asli atau bisa juga kisah yang berupa karangan tidak nyata atau fiksi. Salah satu jenis cerita yang digemari terutama anak-anak adalah cerita fiksi fantasi.
Cerita fantasi sendiri adalah cerita yang fiksi dimana jalan ceritanya adalah imajinasi sang penulis cerita. Di dalam cerita fantasi seperti judulnya memang ceritanya berisi fantasi atau sesuatu yang tidak nyata dan mustahil terjadi di dunia nyata, namun sesuatu yang mustahil tersebut sudah biasa di dunia fantasi.
A. Karakteristik unsur pembangun cerita fantasi
1. Ada keajaiban/kemisteriusan/keanehan
Cerita mengungkapkan hal-hal supranatural/ kemisteriusan, keghaiban yang tidak ditemui dalam dunia nyata. Pada cerita jenis ini hal yang tidak mungkin dijadikan biasa. Tokoh dan latar diciptakan penulis tidak ada di dunia nyata atau modifikasi dunia nyata. Temanya adalah majic, supernatural atau futuristik.
2. Ide cerita
Ide cerita terbuka terhadap daya hayal penulis, tidak dibatasi oleh realitas atau kehidupan nyata. Ide juga berupa irisan dunia nyata dan dunia khayali yang diciptakan pengarang. Ide cerita terkadang bersifat sederhana tapi mampu menitipkan pesan yang menarik.Tema cerita jenis ini adalah majic, supernatural atau futuristik. Contoh, pertempuran komodo dengan siluman serigala untuk mempertahankan tanah leluhurnya, petualangan di balik pohon kenari yang melemparkan tokoh ke zaman Belanda, zaman Jepang, kegelapan karena tumbukan meteor, kehidupan saling cuek dalam dunia teknologi canggih pada 100 tahun mendatang.
3. Menggunakan berbagai latar (lintas ruang dan waktu)
Peristiwa yang dialami tokoh terjadi pada dua latar yaitu latar yang masih ada dalam kehidupan sehari-hari dan latar yang tidak tidak ada pada kehidupan sehari-hari. Alur dan latar cerita jenis ini memiliki kekhasan. Rangkaian peristiwa cerita menggunakan berbagai latar yang menerobos dimensi ruang dan waktu. Misalnya, tokoh Nono bisa mengalami kejadian pada beberapa latar (latar waktu liburan di Wligi, latar zaman Belanda, dan sebagainya). Jalinan peristiwa pada cerita jenis ini berpindah-pindah dari berbagai latar yang melintasi ruang dan waktu.Tokoh dalam cerita jenis ini bisa diberi watak dan ciri yang unik yang tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Tokoh memiliki kesaktiankesaktian tertentu. Tokoh mengalami peristiwa misterius yang tidak terjadi pada kehidupan sehari-hari . Tokoh mengalami kejadian dalam berbagai latar waktu. Tokok dapat ada pada seting waktu dan tempat yang berbeda zaman (bisa waktu lampau atau waktu yang akan datang/ futuristik).
5. Bersifat fiksi
Cerita jenis ini bersifat fiktif (bukan kejadian nyata). Cerita jenis ini bisa diilhami oleh latar nyata atau objek nyata dalam kehidupan tetapi diberi fant*si. Misalnya, latar cerita dan objek cerita Ugi Agustono diilhami hasil observasi penulis terhadap komodo dan Pulau Komodo. Tokoh dan latar
difant*sikan dari hasil observasi objek dan tempat nyata. Demikian juga Djoko Lelono memberi fanta*i pada fakta kota Wlingi (Blitar), zaman Belanda, Gunung Kelud.
6. Bahasa
Penggunaan sinonim dengan emosi yang kuat dan variasi kata cukup menonjol. Bahasa yang digunakan variatif, ekspresif, dan menggunakan ragam percakapan (bukan bahasa formal).
Jenis cerita jika berdasarkan kesesuaiannya dalam kehidupan nyata ada dua kategori fantasi total dan sebagian (irisan).
Pertama, kategori cerita fantasi total berisi fantasi pengarang terhadap objek/ tertentu. Pada cerita kategori ini semua yang terdapat pada cerita semua tidak terjadi dalam dunia nyata. Misalnya, cerita Nagata itu total fantasi penulis. Jadi nama orang, nama objek, nama kota benar-benar rekaan pengarang.
Kedua, cerita irisan yaitu cerita yang mengungkapkan fantasi tetapi masih menggunakan nama-nama dalam kehidupan nyata, menggunakan nama tempat yang ada dalam dunia nyata, atau peristiwa pernah terjadi pada dunia nyata.
2. Cerita fantasi Sezaman dan Lintas Waktu
Berdasarkan latar cerita, cerita dibedakan menjadi dua kategori yaitu latar lintas waktu dan latar waktu sezaman. Latar sezaman berarti latar yang digunakan satu masa (masa kini, masa lampau, atau masa yang akan datang/ futuristik). Latar lintas waktu berarti cerita menggunakan dua latar waktu yang berbeda (misalnya, masa kini dengan zaman prasejarah, masa kini dan 40 tahun mendatang/ futuristik) .